Dampak Perubahan
Sosial (modernisasi & globalisasi)
suatu perubahan sosial berdampak pada terciptanya tatanan baru
dalam masyarakat. Modernisasi sebagai gejala perubahan sosial memiliki
dampak terhadap kehidupan masyarakat dalam tatanan baru. Ada dua dampak modernisasi
dan globalisasi bagi masyarakat, yakni dampak positif dan negatif.
1. Dampak positif, mengarah pada kemajuan dengan menuju
terciptanya masyarakat yang adil dan sejahtera. Hal inilah yang dijadikan
harapan masyarakat. Dengan adanaya kegunaan yang positif dari modernisasi
maka masyarakat dapat mewujudkan ketepatan dalam hidupnya. Dampak
positif perubahan sosial budaya yang terjadi akibat modernisasi dan
globalisasi antara lain sebagai berikut.
a. Adanya kemudahan dalam komunikasi, karena dengan globalisasi
maka batas-batas antar-daerah menjadi hilang, seperti dengan maraknya fasilitas
handphone yang sekarang ini bisa dengan mudah dijumpai di berbagai lapisan
masyarakat.
b. Kemajuan teknologi di berbagai bidang. Hal-hal positif yang
berkaitan dengan teknologi sebaiknya diadopsi untuk kepentingan yang
bersifat positif. Meskipun tidak bisa dipungkiri di samping dampak positif
juga selalu disertai dengan dampak negatif.
2. Dampak negatif, mengarah pada kemunduran, ditandai dengan
adanya tindak kriminalitas, konflik sosial, deviasi sosial, serta berbagai
masalah sosial lainnya. Hal inilah yang menjadi titik jenuh dari perubahan
sosial dalam masyarakat. Adapun dampak negatif dari perubahan sosial
budaya yang terjadi akibat modernisasi dan globalisasi yang dapat dijumpai
sekarang ini, di antaranya sebagai berikut.
a. Bergesernya selera orang ketika dulunya biasa makan nasi,
sekarang ini lebih suka makanan siap saji (fast food), seperti Mc. Donald,
KFC, Texas, dan lain-lain. Orang tidak lagi memakan makanan demi memenuhi
kebutuhan rasa lapar yang dialami, tetapi sekarang ini lebih didominasi oleh
adanya rasa gengsi atau prestise yang tinggi apabila makan di restoran terkenal
yang merupakan produk dari luar negeri. Hal ini ditengarai juga merupakan dampak
dari iklan yang sering ditayangkan di berbagai media, bahwa kalau orang
ingin modern maka harus mengikuti gaya hidup modern termasuk dalam hal
pola makan yang diakibatkan pada cara-cara dan pola-pola Barat. Ini semua
adalah dampak dari adanya globalisasi dan modernisasi di segala bidang.
b. Dalam hal pakaian, sekarang ini banyak orang yang kemudian
cenderung meniru cara berpakaian ala Barat.
c. Dalam hal bergaul pun, sekarang ini telah banyak pergaulan bebas
yang diadopsi dari cara pergaulan di luar negeri. Seks bebas sekarang
ini sudah menjamur. Orang tidak malu lagi bila hidup bersama tanpa
nikah. Dalam hal ini bisa dikaji bahwa budaya malu telah bergeser akibat
hanya mengejar hedonisme (kesenangan duniawi) sehingga kontrol
sosial pun juga sekarang ini sudah sulit untuk ditemui.
d. Dalam hal lingkungan, sekarang ini banyak sekali limbah yag
mencemari lingkungan akibat perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia.
Seperti kasus Buyat, dimana warga banyak yang menjadi korban terkena penyakit
minamata akibat limbah Mercury yang dihasilkan dari limbah PT Newmont Minahasa
Raya yang selama ini dialirkan ke Teluk Buyat telah mencemari ikan dan air di
teluk tersebut. Sementara itu warga di sana menggantungkan kehidupan pada
hasil ikan tangkapan nelayan serta dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas
juga memakan ikan yang telah tersemar tersebut.
e. Banyak pulau-pulau di Indonesia yang digadaikan kepada
perusahaan/negara asing. Sebagai contoh, Pulau Bintan telah dikontrakkan
untuk dikelola Singapura selama 80 tahun. Sampai saat ini baru berjalan 15
tahun. Bisa dibayangkan betapa banyaknya kekayaan Indonesia yang sebenarnya
bisa dinikmati banyak orang untuk menyejahterakan kehidupan masyarakat telah
terampas oleh dominasi asing begitu saja. Tentu saja ini tidak terlepas dari
kurangnya kontrol dari masyarakat atas kebijakan pemerintah daerah
setempat yang hanya mencari keuntungan semata. Demikian pula yang terjadi
dengan perusahaan Newmont. Selama ini penghasilan besar masuk ke tangan
asing juga.
Akibat perubahan sosial dan budaya yang terjadi tidak jarang
berdampak beberapa gejala sosial lainnya yang bisa diamati, misalnya
sebagai berikut.
1. Anomie, yaitu keadaan dimana seseorang sudah tidak
mempunyai pegangan apapun dalam menjalani kehidupan. Nilai-nilai yang ada
sudah mulai luntur bahkan hilang sama sekali. Sebagai contoh, maraknya
pornografi dan pornoaksi serta menculnya berbagai kasus bunuh diri pada
anak dan remaja akhirakhir ini.
2. Culture shock atau kegoncangan budaya, yaitu keadaan dimana
seseorang atau masyarakat tidak siap menerima kebudayaan baru yang
sifatnya asing yang tiba-tiba datang. Misalnya, ketika terdapat orang dari
desa melakukan urbanisasi ke kota, maka banyak hal baru yang membuatnya
terkaget-kaget atau terperangah melihat kehidupan kota dengan berbagai budaya
yang berbeda, baik dari segi berpakaian, berbahasa, bekerja, dan sebagainya.
Apabila hal ini tidak diantisipasi sebelumnya, maka seseorang atau
masyarakat tersebut akan mengalami kegoncangan jiwa atau mental dalam
menyikapi pola hidup yang berbeda.
3. Culture lag atau ketertinggalan budaya, kondisi dimana
salah satu komponen budaya tidak bisa menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan
komponen budaya lainnya yang sudah mengalami perubahan terlebih dahulu. Sebagai
contoh, seseorang yang terbiasa merokok di sembarang tempat, ketika ia pergi ke
Jakarta dimana terdapat aturan dari Pemda untuk tidak boleh merokok di tempat
umum, dan apabila melanggar maka akan dikenai denda atau hukuman. Ketika
orang tersebut belum bisa mengikutinya karena belum terbiasa atau
beradaptasi di Jakarta, maka dia akan terkena sanksi peraturan tersebut.
Dengan demikian, sudah seharusnyalah sebagai bangsa yang mempunyai
tradisi ketimuran, kita tetap mempertahankan nilai-nilai lokal, seperti
gotongroyong, keramahan, kesopanan, keagamaan, yang menunjang dalam pola
perilaku dalam kehidupan sehari-hari, meskipun harus dengan tegas menghadapi
berbagai godaan yang terus saja menerpa, baik dari modernisasi, westernisasi,
liberalisasi, dan lain sebagainya.
0 komentar:
Posting Komentar