This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 15 Oktober 2013



SEPUTAR IDUL ADHA 1434 H
Sebelum Idul Adha tiba saya melaksanakan ibadah puasa tarwiyah dan arafah. Malam Idul Adha kemarin tepatnya 9 dzulhijah setelah selesai shalat maghrib dan berbuka puasa. Gema takbir mulai berkumandang di masjid-masjid seluruh kecamatan Purwantoro. Terutama masjid di desa saya yaitu masjid Al- Hidayatul hasanah. Ramai-ramai penduduk desa Tegalrejo berjalan dengan penuh semangat Islam menuju masjid untuk mengumandangkan gema takbir dan di lanjutkan shalat Isya berjama’ah. Suara Takbir “Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar La ilahailallahu Allahu Akbar Allahu Akbar Walilahilham”  begitu gema takbir berkumandang dengan kerasnya. Serta ada yang keliling dengan menggunakan bak truk terbuka.
Suasana di masjid begitu sangat menggelegar mendengar takbir yang begitu semangat. Mulai dari anak-anak, remaja, orangtua, hingga lansia kumpul menjadi satu. Takbiran di masjid saya dilaksanakan sampai subuh, meski di tengah malam berhenti karena lelah dan ngantuk. Tapi tak berapa lama gema takbir berkumandang lagi. Keesokan harinya tepatnya 10 dzulhijah shalat Idul Adha dilaksanakan. Kami sekeluarga menuju SMAN 1 Purwantoro untuk melaksanakan shalat Ied. Kurang lebih pukul 07.00 WIB shalat ied di mulai. Setelah shalat Ied selesai. Kami pulang ke rumah dan sarapan pagi seadanya. Setelah itu ayah pergi ke masjid, saya dan saudara di rumah, tidak ikut ke tempat penyembelihan hewan qurban. Ayah ke masjid untuk melihat hewan qurban disembelih dan setelah di sembelih dan di potong-potong lalu dibagi-bagikan kepada yang membutuhkan.   

Rabu, 02 Oktober 2013

BENTUK-BENTUK PERUBAHAN SOSIAL

Pada hakikatnya, perubahan sosial dalam masyarakat dapat dibedakan ke dalam beberapa bentuk. Untuk mengetahuinya, mari kita simak bersama uraian berikut ini.
1. Perubahan Lambat (Evolusi)
Perubahan secara lambat atau evolusi memerlukan waktu yang lama. Perubahan ini biasanya merupakan rentetan perubahan kecil yang saling mengikuti dengan lambat. Pada evolusi, perubahan terjadi dengan sendirinya tanpa rencana atau kehendak tertentu. Masyarakat hanya berusaha menyesuaikan dengan keperluan, keadaan, dan kondisi baru yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat.

2. Perubahan Cepat (Revolusi)
Perubahan yang berlangsung secara cepat dinamakan dengan revolusi. Di dalam revolusi, perubahan yang terjadi dapat direncanakan terlebih dahulu maupun tanpa direncanakan. Selain itu dapat dijalankan tanpa kekerasan maupun dengan kekerasan. Ukuran kecepatan suatu perubahan sebenarnya relatif karena revolusi pun dapat memakan waktu lama. Perubahan-perubahan tersebut dianggap cepat karena mengubah sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat, seperti sistem kekeluargaan dan hubungan antarmanusia. Suatu revolusi dapat juga berlangsung dengan didahului suatu pemberontakan.
Secara sosiologis, persyaratan berikut ini harus dipenuhi agar suatu revolusi dapat tercapai.
a. Harus ada keinginan dari masyarakat banyak untuk mengadakan perubahan. Di dalam masyarakat harus ada perasaan tidak puas terhadap keadaan dan harus ada keinginan untuk mencapai keadaan yang lebih baik.
b. Ada seorang pemimpin atau sekelompok orang yang mampu memimpin masyarakat untuk mengadakan perubahan.
c. Pemimpin harus dapat menampung keinginan atau aspirasi dari rakyat untuk kemudian merumuskan aspirasi tersebut menjadi suatu program kerja.
d. Ada tujuan konkret yang dapat dicapai. Artinya, tujuan itu dapat dilihat oleh masyarakat dan dilengkapi oleh suatu ideologi tertentu.
e. Harus ada momentum yang tepat untuk mengadakan revolusi, yaitu saat di mana keadaan sudah tepat dan baik untuk mengadakan suatu gerakan.
3. Perubahan Kecil
Pada zaman dahulu, kaum perempuan di Indonesia setiap harinya mengenakan baju kebaya. Seiring dengan perkembangan zaman dan perubahan mode, model pakaian yang mereka kenakanpun mengalami perubahan. Ada yang memakai rok panjang, rok mini, celana panjang, kaos, dan lainlain. Contoh tersebut merupakan suatu bentuk perubahan kecil.
Apa yang kamu ketahui mengenai perubahan kecil? Perubahan kecil adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat.
4. Perubahan Besar
Perubahan besar adalah suatu perubahan yang berpengaruh terhadap masyarakat dan lembaga-lembaganya, seperti dalam sistem kerja, sistem hak milik tanah, hubungan kekeluargaan, dan stratifikasi masyarakat. Contohnya kepadatan penduduk di Pulau Jawa telah melahirkan berbagai perubahan, seperti semakin sempitnya lahan, terjadinya banyak pengangguran tersamar di desa-desa, dan lainnya.
5. Perubahan yang Dikehendaki
Perubahan ini merupakan perubahan yang diperkirakan atau yang telah direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan dalam masyarakat. Pihakpihak ini dinamakan agent of change, yaitu seseorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan masyarakat sebagai pemimpin dalam perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan.
Cara-cara untuk memengaruhi masyarakat adalah dengan rekayasa sosial ( social engineering ), yaitu dengan sistem yang teratur dan direncanakan terlebih dahulu. Cara ini sering pula dinamakan perencanaan sosial ( social planning ). Contohnya, lahirnya undang-undang pemilu yang merubah tata cara pemilihan presiden dan wakil presiden di Indonesia. Saat ini rakyat memilihnya secara langsung.
6. Perubahan yang Tidak Dikehendaki
Pada tanggal 27 Mei 2006 di Jogjakarta dan Jawa Tengah diguncang gempa yang mengakibatkan banyak penduduk kehilangan keluarga dan tempat tinggal. Banyak fasilitas umum, seperti jalan, sekolah, dan rumah sakit rusak. Dengan demikian aktivitas masyarakat menjadi lumpuh. Peristiwa yang tidak mereka kehendaki tersebut telah menyebabkan terjadinya perubahan dalam masyarakat. Perubahan itu terjadi di luar jangkauan pengawasan masyarakat dan tidak bisa diantisipasi atau diprediksi sebelumnya. Dalam sosiologi, perubahan tersebut biasa disebut dengan perubahan yang tidak dikehendaki karena menimbulkan akibatakibat sosial yang tidak diharapkan oleh masyarakat.
7. Perubahan Struktural
Perubahan struktural adalah perubahan yang sangat mendasar yang menyebabkan timbulnya reorganisasi dalam masyarakat. Contohnya perubahan sistem pemerintahan dari monarkhi ke sistem pemerintahan republik.
8. Perubahan Proses
Perubahan proses adalah perubahan yang sifatnya tidak mendasar. Perubahan tersebut hanya merupakan penyempurnaan dari perubahan sebelumnya. Contohnya, perubahan kurikulum dalam pendidikan. Sifatnya menyempurnakan kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam perangkat atau dalam pelaksanaan kurikulum sebelumnya.

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERUBAHAN SOSIAL

1. Faktor Internal
a. Bertambah atau berkurangnya penduduk
Pertambahan penduduk yang sangat cepat di pulau Jawa menyebabkan terjadinya perubahan dalam struktur masyarakat, terutama lembaga-lembaga kemasyarakatannya. Misalnya orang lantas mengenal hak milik individu atas tanah, sewa tanah, gadai tanah, bagi hasil dan seterusnya yang sebelumnya tidak dikenal.
Berkurangnya penduduk mungkin disebabkan berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dari daerah ke daerah lain (misalnya transmigrasi). Perpindahan penduduk mengakibatkan kekosongan, misalnya dalam bidang pembagian kerja dan stratifikasi sosial, yang mempengaruhi lembaga-lembaga kemasyarakatan.
b. Penemuan-penemuan baru
Suatu proses sosial dan kebudayaan yang besar, tetapi yang terjadi dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama disebut dengan inovasi atau innovation. Proses tersebut meliputi suatu penemuan baru, jalannya unsur kebudayaan baru yang tersebar ke lain-lain bagian masyarakat, dan cara-cara unsur kebudayaan baru tadi diterima, dipelajari dan akhirnya dipakai dalam masyarakat yang bersangkutan.
Penemuan-penemuan baru sebagai sebab terjadinya perubahan-perubahan dapat dibedakan menjadi discovery dan invention. Discovery adalah penemuan unsur kebudayaan yang baru, baik berupa alat, ataupun yang berupa gagasan yang diciptakan oleh seorang individu atau serangkaian ciptaan para individu. Discovery baru menjadi invention kalau masyarakat sudah mengakui, menerima serta menerapkan penemuan baru itu. Sering kali proses dari discovery sampai ke invention membutuhkan suatu rangkaian penciptaan. Penemuan mobil, misalnya, dimulai dari usaha seorang Austria, yaitu S. Marcus (1857) yang membuat motor gas yang pertama. Sebetulnya sistem motor gas tersebut juga merupakan suatu hasil dari rangkaian ide yang telah dikembangkan sebelum Marcus. Sungguhpun demikian, Marcuslah yang telah membulatkan penemuan tesebut, dan yang untuk pertama kali menghubungkan motor gas dengan sebuah kereta sehingga dapat berjalan tanpa ditarik seekor kuda. Itulah saatnya mobil menjadi suatu discovery.
Jadi, 30 tahun kemudian sesudah suatu rangkaian sumbangan dari sekian banyak pencipta lain yang menambah perbaikan mobil tersebut, barulah sebuah mobil dapat mencapai suatu bentuk sehingga dapat dipakai sebagai alat pengangkutan oleh manusia dengan cukup praktis dan aman. Bentuk mobil semacam itu yang mendapat paten di Amerika Serikat 1911 dapat disebut sebagai permulaan dari kendaraan mobil yang pada masa sekarang menjadi salah satu alat yang amat penting dalam kehidupan masyarakat manusia. Dengan tercapainya bentuk tersebut, kendaraan mobil menjadi suatu invention.
Pada saat menjadi invention, proses inovasi belum selesai. Sungguhpun kira-kira sesudah 1911 produksi mobil dimulai, mobil masih belum dikenal oleh seluruh masyarakat. Penyebaran alat pengangkutan tersebut masih harus disebarluaskan kepada khalayak ramai. Selain itu biaya produksi mobil demikian tingginya sehingga hanya suatu golongan kecil saja yang dapat membelinya. Satu persoalan lain yang juga harus dihadapi adalah apakah masyarakat sudah siap menerimanya karena misalnya diperlukan pembuatan jalan-jalan raya yang baru. Seluruh proses tersebut merupakan rangkaian proses inovasi dari sebuah mobil.
Penemuan-penemuan baru dalam kebudayaan jasmaniah atau kebendaan menunjukkan adanya berbagai macam pengaruh pada masyarakat. Pertama-tama, pengaruh suatu penemuan baru tidak hanya terbatas pada satu bidang tertentu saja, tetapi ia sering kali meluas ke bidang-bidang yang lainnya. Misalnya penemuan radio menyebabkan perubahan-perubahan dalam lembaga kemasyarakatan seperti pendidikan, agama, pemerintahan, rekreasi dan seterusnya, seperti yang terlihat ada gambar berikut ini.
Kemungkinan lain adalah perubahan-perubahan yang menjalar dari satu lembaga kemasyarakatan ke lembaga-lembaga kemasyarakatan lainnya. Penemuan baru kapal terbang membawa pengaruh pada metode peperangan, yang kemudian kian memperdalam perbedaan antara negara-negara besar dengan negara-negara kecil.
Beberapa jenis penemuan baru dapat pula mengakibatkan satu jenis perubahan sebagai berikut. Misalnya penemuan mobil, kereta api, telepon dan sebagainya menyebabkan tumbuhnya lebih banyak pusat kehidupan di daerah pinggiran kota yang dinamakan suburb.
c. Pertentangan (conflict) masyarakat
Pertentangan masyarakat mungkin pula menjadi sebab terjadinya perubahan sosial dan kebudayaan. Pertentangan-pertentangan mungkin terjadi antara individu-individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok. Umumnya masyarakat tradisional di Indonesia bersifat kolektif. Segala kegiatan didasarkan pada kepentingan masyarakat. Tidak jarang timbul pertentangan antara kepentingan individu dengan kepentingan kelompoknya.
d. Terjadinya pemberontakan atau revolusi
Revolusi yang meletus pada Oktober 1917 di Rusia telah menyulut terjadinya perubahan-perubahan besar Negara Rusia yang mula-mula mempunyai bentuk kerajaan absolut berubah menjadi diktator proletariat yang dilandaskan pada doktrin Marxis. Segenap lembaga kemasyarakatan, mulai dari bentuk negara sampai keluarga batih, mengalami perubahan-perubahan yang mendasar.
2. Faktor Eksternal
Suatu perubahan sosial dan kebudayaan dapat pula bersumber pada sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat itu sendiri, antara lain sebagai berikut.
a. Lingkungan fisik
Sebab-sebab yang berasal dari lingkungan alam fisik yang ada di sekitar manusia. Terjadinya gempa bumi, topan, banjir dan lain-lain mungkin menyebabkan masyarakat-masyarakat yang mendiami daerah-daerah tersebut terpaksa meninggalkan tempat tinggalnya.
b. Peperangan
Peperangan selalu berdampak pada tingginya angka kematian, rusaknya berbagai sarana dan prasarana kebutuhan hidup sehari, hari, terjadinya kekacauan ekonomi dan sosial, serta tergoncangnya mental penduduk sehingga merasa frustrasi dan tidak berdaya.
c. Pengaruh kebudayaan lain
Apabila sebab-sebab perubahan bersumber pada masyarakat lain, itu mungkin terjadi karena kebudayaan dari masyarakat lain melancarkan pengaruhnya. Hubungan yang dilakukan secara fisik antara dua masyarakat mempunyai kecenderungan untuk menimbulkan pengaruh timbal balik. Artinya, masing-masing masyarakat mempengaruhi masyarakat lainnya, tetapi juga menerima pengaruh dari masyarakat yang lain itu.
Namun apabila hubungan tersebut berjalan melalui alat-alat komunikasi massa, ada kemungkinan pengaruh itu hanya datang dari satu pihak saja, yaitu dari masyarakat pengguna alat-alat komunikasi tersebut. Sementara itu, pihak lain hanya menerima pengaruh tanpa mempunyai kesempatan memberikan pengaruh balik. Apabila pengaruh dari masyarakat tersebut diterima tidak karena paksaan, hasilnya dinamakan demonstration effect.
Di dalam pertemuan dua kebudayaan tidak selalu akan terjadi proses saling mempengaruhi. Kadangkala pertemuan dua kebudayaan yang seimbang akan saling menolak. Keadaan semacam itu dinamakan cultural animosity. Namun, apabila salah satu dari dua kebudayaan yang bertemu mempunyai taraf teknologi yang lebih tinggi, maka yang terjadi adalah proses imitasi, yaitu peniruan terhadap unsur-unsur kebudayaan lain.
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Perubahan Sosial
Perubahan sosial dan kebudayaan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sosial tediri dari faktor-faktor yang mendorong dan faktor yang menghambat terjadinya perubahan sosial.
1. Faktor-faktor yang mendorong jalannya proses perubahan
a. Kontak dengan kebudayaan lain
Salah satu proses yang menyangkut hal ini adalah diffusion. Difusi adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari individu kepada individu lain, dan dari satu masyarakat ke masyarakat lain. Dengan proses tersebut, manusia mampu menghimpun penemuan-penemuan baru yang telah dihasilkan. Ada dua tipe difusi, yaitu pertama difusi intramasyarakat dan kedua difusi antarmasyarakat. Sistem pendidikan formal yang maju
Pendidikan memberikan aneka macam kemampuan kepada individu. Pendidikan memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia, terutama dalam membuka pikirannya serta menerima hal-hal baru dan juga bagaimana cara berpikir secara ilmiah.
b. Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan-keinginan untuk maju
Apabila sikap tersebut melembaga dalam masyarakat, masyarakat merupakan pendorong bagi usaha-usaha penemuan baru.
c. Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang (deviation), yang bukan merupakan delik
d. Sistem pelapisan sosial yang terbuka. Sistem terbuka memungkinkan adanya gerak sosial vertikal yang luas atau berarti memberi kesempatan kepada para individu untuk maju atas dasar kemampuan sendiri.
e. Penduduk yang heterogen.
f. Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu.
g. Orientasi ke masa depan.
h. Nilai bahwa manusia harus senantiasa berikhtiar untuk memperbaiki hidupnya.
2. Faktor-faktor yang menghalangi terjadinya perubahan
Adapun faktor-faktor yang menghambat tejadinya perubahan sosial dalam suatu masyarakat adalah sebagai berikut.
a. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain
b. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat
c. Sikap masyarakat yang sangat tradisional
d. Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat atau vested interest
e. Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan
f. Prasangka terhadap hal-hal baru atau asing atau sikap yang tertutup
g. Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis
h. Adat atau kebiasaan
i. Nilai bahwa hidup ini pada hakikatnya buruk dan tidak mungkin dapat diperbaiki

DAMPAK PERUBAHAN SOSIAL


Dampak Perubahan Sosial (modernisasi & globalisasi)
suatu perubahan sosial berdampak pada terciptanya tatanan baru dalam masyarakat. Modernisasi sebagai gejala perubahan sosial memiliki dampak terhadap kehidupan masyarakat dalam tatanan baru. Ada dua dampak modernisasi dan globalisasi bagi masyarakat, yakni dampak positif dan negatif.
1. Dampak positif, mengarah pada kemajuan dengan menuju terciptanya masyarakat yang adil dan sejahtera. Hal inilah yang dijadikan harapan masyarakat. Dengan adanaya kegunaan yang positif dari modernisasi maka masyarakat dapat mewujudkan ketepatan dalam hidupnya. Dampak positif perubahan sosial budaya yang terjadi akibat modernisasi dan globalisasi antara lain sebagai berikut.
a. Adanya kemudahan dalam komunikasi, karena dengan globalisasi maka batas-batas antar-daerah menjadi hilang, seperti dengan maraknya fasilitas handphone yang sekarang ini bisa dengan mudah dijumpai di berbagai lapisan masyarakat.
b. Kemajuan teknologi di berbagai bidang. Hal-hal positif yang berkaitan dengan teknologi sebaiknya diadopsi untuk kepentingan yang bersifat positif. Meskipun tidak bisa dipungkiri di samping dampak positif juga selalu disertai dengan dampak negatif.
                                                                                   
2. Dampak negatif, mengarah pada kemunduran, ditandai dengan adanya tindak kriminalitas, konflik sosial, deviasi sosial, serta berbagai masalah sosial lainnya. Hal inilah yang menjadi titik jenuh dari perubahan sosial dalam masyarakat. Adapun dampak negatif dari perubahan sosial budaya yang terjadi akibat modernisasi dan globalisasi yang dapat dijumpai sekarang ini, di antaranya sebagai berikut.
a. Bergesernya selera orang ketika dulunya biasa makan nasi, sekarang ini lebih suka makanan siap saji (fast food), seperti Mc. Donald, KFC, Texas, dan lain-lain. Orang tidak lagi memakan makanan demi memenuhi kebutuhan rasa lapar yang dialami, tetapi sekarang ini lebih didominasi oleh adanya rasa gengsi atau prestise yang tinggi apabila makan di restoran terkenal yang merupakan produk dari luar negeri. Hal ini ditengarai juga merupakan dampak dari iklan yang sering ditayangkan di berbagai media, bahwa kalau orang ingin modern maka harus mengikuti gaya hidup modern termasuk dalam hal pola makan yang diakibatkan pada cara-cara dan pola-pola Barat. Ini semua adalah dampak dari adanya globalisasi dan modernisasi di segala bidang.
b. Dalam hal pakaian, sekarang ini banyak orang yang kemudian cenderung meniru cara berpakaian ala Barat.
c. Dalam hal bergaul pun, sekarang ini telah banyak pergaulan bebas yang diadopsi dari cara pergaulan di luar negeri. Seks bebas sekarang ini sudah menjamur. Orang tidak malu lagi bila hidup bersama tanpa nikah. Dalam hal ini bisa dikaji bahwa budaya malu telah bergeser akibat hanya mengejar hedonisme (kesenangan duniawi) sehingga kontrol sosial pun juga sekarang ini sudah sulit untuk ditemui.
d. Dalam hal lingkungan, sekarang ini banyak sekali limbah yag mencemari lingkungan akibat perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia. Seperti kasus Buyat, dimana warga banyak yang menjadi korban terkena penyakit minamata akibat limbah Mercury yang dihasilkan dari limbah PT Newmont Minahasa Raya yang selama ini dialirkan ke Teluk Buyat telah mencemari ikan dan air di teluk tersebut. Sementara itu warga di sana menggantungkan kehidupan pada hasil ikan tangkapan nelayan serta dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas juga memakan ikan yang telah tersemar tersebut.
e. Banyak pulau-pulau di Indonesia yang digadaikan kepada perusahaan/negara asing. Sebagai contoh, Pulau Bintan telah dikontrakkan untuk dikelola Singapura selama 80 tahun. Sampai saat ini baru berjalan 15 tahun. Bisa dibayangkan betapa banyaknya kekayaan Indonesia yang sebenarnya bisa dinikmati banyak orang untuk menyejahterakan kehidupan masyarakat telah terampas oleh dominasi asing begitu saja. Tentu saja ini tidak terlepas dari kurangnya kontrol dari masyarakat atas kebijakan pemerintah daerah setempat yang hanya mencari keuntungan semata. Demikian pula yang terjadi dengan perusahaan Newmont. Selama ini penghasilan besar masuk ke tangan asing juga.
Akibat perubahan sosial dan budaya yang terjadi tidak jarang berdampak beberapa gejala sosial lainnya yang bisa diamati, misalnya sebagai berikut.
1. Anomie, yaitu keadaan dimana seseorang sudah tidak mempunyai pegangan apapun dalam menjalani kehidupan. Nilai-nilai yang ada sudah mulai luntur bahkan hilang sama sekali. Sebagai contoh, maraknya pornografi dan pornoaksi serta menculnya berbagai kasus bunuh diri pada anak dan remaja akhirakhir ini.
2. Culture shock atau kegoncangan budaya, yaitu keadaan dimana seseorang atau masyarakat tidak siap menerima kebudayaan baru yang sifatnya asing yang tiba-tiba datang. Misalnya, ketika terdapat orang dari desa melakukan urbanisasi ke kota, maka banyak hal baru yang membuatnya terkaget-kaget atau terperangah melihat kehidupan kota dengan berbagai budaya yang berbeda, baik dari segi berpakaian, berbahasa, bekerja, dan sebagainya. Apabila hal ini tidak diantisipasi sebelumnya, maka seseorang atau masyarakat tersebut akan mengalami kegoncangan jiwa atau mental dalam menyikapi pola hidup yang berbeda.
3. Culture lag atau ketertinggalan budaya, kondisi dimana salah satu komponen budaya tidak bisa menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan komponen budaya lainnya yang sudah mengalami perubahan terlebih dahulu. Sebagai contoh, seseorang yang terbiasa merokok di sembarang tempat, ketika ia pergi ke Jakarta dimana terdapat aturan dari Pemda untuk tidak boleh merokok di tempat umum, dan apabila melanggar maka akan dikenai denda atau hukuman. Ketika orang tersebut belum bisa mengikutinya karena belum terbiasa atau beradaptasi di Jakarta, maka dia akan terkena sanksi peraturan tersebut.
Dengan demikian, sudah seharusnyalah sebagai bangsa yang mempunyai tradisi ketimuran, kita tetap mempertahankan nilai-nilai lokal, seperti gotongroyong, keramahan, kesopanan, keagamaan, yang menunjang dalam pola perilaku dalam kehidupan sehari-hari, meskipun harus dengan tegas menghadapi berbagai godaan yang terus saja menerpa, baik dari modernisasi, westernisasi, liberalisasi, dan lain sebagainya.

Selasa, 01 Oktober 2013

CIRI-CIRI PERUBAHAN SOSIAL

Perubahan sosial terjadi dalam masyarakat memiliki beberapa ciri, antara lain sebagai berikut:
  1. Setiap masyarakat mengalami perubahan baik secara lambat maupun cepat sehingga tidak ada masyarakat yang berhenti perkembangannya.
  2. Perubahan yang terjadi pada suatu lembaga kemasyarakatan akan diikuti oleh perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga sosial lainnya. Hal ini disebabkan oleh lembaga-lembaga sosial bersifat interdependen akan saling memengaruhi sehingga sulit sekali untuk mengisolir perubahan pada lembaga-lembaga sosial tertentu, proses yang dimulai dari proses selanjutnya merupakan suatu mata rantai.
  3. Perubahan sosial yang cepat biasanya menimbulkan disorganisasi yang bersifat sementara karena berada dalam proses penyesuaian diri. Disorganisasi tersebut akan diikuti oleh reorganisasi yang mencakup pemantapan dari kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang baru.
  4. Perubahan sosial terjadi dalam bidang material dan immaterial karena keduanya memiliki hubungan timbal balik.
  5. Secara tipologis, perubahan sosial dapat dikategorikan dalam beberapa bentuk, yaitu sebagai berikut:
  • Proses sosial, yaitu pergantian beragam pengahargaan, fasilitas, dan anggota dari suatu struktur. 
  • Segmentasi atau pembagian, yaitu pemekaran unit-unit struktural yang tidak terlalu berbeda dengan unit-unit yang telah ada.
  • Perubahan struktur, yaitu timbulnya peran dan organisasi yang baru.
  • Perubahan struktur kelompok, yaitu pergantian komposisi kelompok, tingkat kesadaran kelompok, dan hubungan antarkelompok dalam masyarakat.